Cekrek
cekrek upload
Cekrek
cekrek upload
*ini
masih bunyi alarm #korbaniklan*
*sek.
-___- alarm macam apa ini*
Cekrek
cekrek tinut! *alarm dimatikan*
*garuk-garuk
dikit*
*nguap
gak jelas*
*tangan
raba-raba nyari hape*
“Yossha!
Selamat Pagi Sumenep!”
Begitulah
status BBM yang aku update dengan mata yang masih belum sehat. Hahaha
#biarkekinian #dikitdikitupdate #dikitdikitupload.
Pagi
datang dengan dingin dan sejuknya. Menemani langkah kami menuju tempat
pertemuan peserta di kantor Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten
Sumenep. Dan hal wajib yang kami lakukan ketika berkumpul seperti ini adalah... main bekel sama
masak-masak.
ya foto-foto lah, ah elah... |
Selain
dari blogger Jatim, kami juga ditemani oleh beberapa petugas dari Dinas
Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Sumenep, yang juga sebagai tour
guide untuk mengelilingi pulau Giliyang. Tapi sayangnya, mereka cowok sih
hahah elah...
Untuk
menuju pulau Giliyang kita harus menaiki perahu dari pelabuhan Dungke’.
Sekitar 45 menit perjalanan dengan mobil dari kantor DISBUDPORA Sumenep. Sampai
di pelabuhan kita sarapan bersama sembari menikmati suasana pinggir lautan yang
damai.
Pelabuhan Dungke' - Sumenep |
Perahu yang akan membawa kami ke pulau Giliyang |
Satu-satunya
akses menuju pulau Giliyang adalah dengan perahu. Karena aku udah coba
kelilingin pelabuhan tersebut, nggak nemu jembatan. *kurang kerjaan banget -_-
udah tau namanya pelabuhan masak iya nyari jembatan*. Jujur, ini adalah kali
pertama aku naik perahu dengan jarak tempuh paling jauh, sekitar 45 menit
perjalanan. Ketauan banget kan nggak pernah jalan-jalan... hahaha. Sebagian
teman nggak mau sarapan karena takut mabuk laut katanya. Aku sih bodo amat,
perut udah broadcast massage berkali-kali dari tadi.
Dan
dengan segeplok nyali beserta “Bismillahirrohmanirrohim”, yokk mari berangkat
ke pulau Giliyang.
*lalu
semacam ada backsound ukulele gitu*
#jreng
#jreng
#jreng
#jreng
#jreng
#jreng
yah beginilah suasana di atas perahu (pemberangkatan) |
Wisata
kita kali ini disebut juga wisata kesehatan. Kenapa begitu? Hal itu dikarenakan
pulau Giliyang ini merupakan pulau dengan kandungan oksigen tertinggi nomor 2
di dunia. Udaranya juga bersih dan alami. Maka dari itu ketika pertama kali aku nyentuh pasir dari pulau ini, yang bakalan aku lakuin adalah... nyari toilet
kyahahaha. Namanya juga toiletman.
Ngomongin
soal kesehatan, fakta lain dari pulau ini adalah masih banyaknya manula-manula
yang meskipun sudah berumur, namun mereka masih bisa mengerjakan pekerjaan
berat. Seperti melaut, mengambil air, berkebun dan lain sebagainya. Maka dari
itu, mumpung lagi di Giliyang aku mencoba menghirup sebanyak-banyaknya udara
yang ku bisa. Yang biasanya aku hirup 10 kali permenit, jadi 20 kali permenit.
*hahaha lagi nafas ama sessek yang beda tipis*
Ada satu
hal yang sebenarnya aku pengen tanyain sama penduduk sini tapi gak jadi. Yaitu:
bagaimana caranya mereka bawa benda yang sedang kita naiki ini dari pulau
seberang?.
Dorkas at Giliyang |
Hmmm...
sepertinya emang nggak pantes buat ditanyain. Karena udah pasti jawabannya pake
perahu hahaha.
Tapi...
perahu yang mana? Masih menjadi sebuah misteri hihihihiiii
#abaikan
Yakk
beginilah cara kami mengelilingi pulau ini. Lumayan desek-desekan sih, tapi
aslih seru banget. Hampir setiap ada orang di pinggir jalan kita dada-dadain.
Sok sok belaga artis yang baru ngetop pulang kampung halaman gitu. Padahal mah, nggak dikira orang gila
udah untung haha.
Transportasi greget buat ngelilingin pulau Giliyang |
Puas
teriak-teriak + foto-foto di jalan nggak jelas, sampailah kita di spot oksigen
pertama, Batu Sponge (baca : spong).
Jalan setapak yang menyambut kita menuju Batu Sponge, Giliyang |
Agak
aneh sih namanya. Tapi menurut mas-mas tourguide yang *lumayan* cakep *dikit*
ini, nama Batu Sponge sendiri terinspirasi dari Spongebob. Awalnya, pulau Giliyang ingin diperkenalkan dengan nama pulau Spongebob. Dikarenakan banyaknya
rongga-rongga yang ada di Pulau ini. Hampir keseluruhan pulau terdiri dari
batuan dan ada banyak sekali gua di pulau ini. Yang artinya, pulau ini bak
batuan besar yang memiliki banyak rongga seperti Spongebob. Contoh kecilnya
adalah Batu Sponge ini.
Penamapakan Batu Sponge yang eksotis |
Yah,
meskipun kalau menurutku sih, lebih semacam sarang semut raksasa. Dari puncak
batu ini kita disuguhkan pemandangan lautan biru Madura yang benar-benar
mempesona. Ditambah udara yang segar membuat aku yang awalnya bernafas 20 kali
permenit, pengen nambah lagi jadi 25 kali permenit. Mungkin bentar lagi
disiapin tandu Hahaha.
Jangan tanya ini siapa. Pokoknya jangan. twitternya @eobbher #eh |
Pemandangan dari atas Batu Sponge, Giliyang |
Yakk
kecup manis dari Giliyang... muah!
*seketika
kamera jadi hitam agak berasap! -_-*
Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar