Tapi setelah aku pergi ke klinik nyungsang-nyunglet #ehsalah :D
Tapi pada sore yang tenang dan sepi itu... aku coba mengambil selembar
kertas di toko sebelah rumah *yah nyolong donk :P* tapi gak jadi, karena keburu
ketauan -,-. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil kertas di bukuku dan
mulai menuliskan satu per-satu mimpi yang ada di kepala hingga tanpa sadar
sudah mencapai puluhan baris. Walaupun sebenarnya waktu itu aku emang lagi
garing banget dan kurang kerjaan sih. Tapi seru juga lho ternyata...
*om Tuk yang ngesselin mulai beraksi*
Ah yang berenang Din? Prasaan tiap
hari lu emang kekurangan kerjaan... kan jomblo :P
*Aku noleh dengan tampang super cool*
Hahahahh jomblo yang penting ada
kamu aku gak bakal kesepian kok om Tuk *kedipin mata*
*Om Tuk dengan mukanya yang mulai ngesselin juga*
Hih! Najis tralala helloohh!!! Sorry
yey eke gak level sama yey bokk... Hih!
*Aku*
Nah kan... ketauan sekarang siapa
yang pindah haluan :P yukk capcus cyinn...
#ebuset -,- malah ikut-ikutan... oke skip!
Aku menulis dan terus menulis. Memang kelihatannya kurang kerjaan banget,
tapi entah kenapa setiap aku nulis mimpiku di kertas itu, aku merasa punya
keyakinan lebih bahwa suatu saat mimpi itu akan menjadi kenyataan J. Dari mimpi yang keren, mimpi yang *hampir*
keren, mimpi yang ngacok, bahkan mimpi yang mungkin jika orang lain membacanya
akan terkesan le’bay hahaha. Tapi siapa peduli? Aku terus menulis sampai aku bener-bener
gak tau lagi apa yang mau aku tulis.
Meskipun gak sampai 100 biji kayak yang di seminar itu, selama aku masih
bisa menghirup segala macam bau-bau dengan bebas, mimpiku pasti akan terus
bertambah dan tak akan pernah berhenti. So guys, bermimpilah... selagi bermimpi
itu masih #GRATIS :D
Wassalam...
Wassalam...
Nggak salah gue punya mimpi :)
BalasHapuswww.fkrimaulana.blogspot.com
hmmm lima tahun ke depan, jadi apa ya :))
BalasHapus