Senja
adalah salah satu cara alam membius penghuninya. Penghangat hati yang pernah terkapar dan
terlunta-lunta. Penggali kenangan yang sudah lama terkubur dalam. Katalis rasa
yang melebihi kata-kata. Hingga alasan lahirnya penyair caption dan hashtag
tiba-tiba.
Hari
itu, sepeda motorku melaju dengan kecepatan rata-rata. Menyusuri jalanan
weekend kota Surabaya. Bersama kawan-kawan lama yang dulunya sih, biasa main petak umpet. Dimana yang jaga pada permainan terakhir, selalu menjadi korban ditinggal pulang sendirian. Ya, merekalah teman masa kecilku. Teman yang dulu kucel dengan ingus belepotan sampai ke jidat. Jidat orang lain pula :v haha. Tanpa
terasa, bekas cukuran kumis dan jenggot kita sudah sama-sama kasar dan nampak
nyata.
Jujur,
ini pertama kali aku hangout bareng mereka. Tertawa lepas gegara film Warkop
DKI Reborn yang baru saja kita tonton bersama. Dan sekarang, kita sedang dalam
perjalanan pulang menuju Pelabuhan Penyebrangan Perak, Surabaya. Salah satu
tempat dimana senja, membuai penikmatnya. Nostalgia dan senja. Sepertinya, bakalan cocok buat jadi judul sinetron pendek. *mungkin
Waktu
di layar handphone menunjukkan waktu 17.00 WIB. Motor sudah terparkir dengan
kunci ganda. Ku segerakan langkah untuk menuju lantai atas untuk mencari spot
ternyaman untuk menikmati senja. Ditemani desiran ombak yang sedikit membuat kapal bergoyang, serta belaian angin laut dengan bau asinnya. This is it... mata dan lensa kamera, tak
henti-hentinya terpesona oleh suguhan sederhana ini.
Ada
banyak cara sebenarnya, untuk menikmati senja dengan lebih sempurna. Salah
satunya adalah dengan suasana laut yang di tawarkan oleh Selat Madura ini. Bersama
kapal-kapal yang nampak seperti sedang parkir seenaknya. Apalagi ditemani
mbak-mbak yang entah siapa namanya tepat disebelah kita. Yah, meskipun
keinginan untuk nyender di bahu hanyalah ilusi semata, minimal mata kita menatap
ke arah senja yang sama. #duhMbak
Ah,
terkadang senja bisa membuat orang biasa tampak seperti penyair kawakan.
Padahal kan, senja cuma salah satu agenda harian. Hanya beberapa menit masa, ketika matahari
bertukar tempat dengan bulan. Entahlah... aku sendiri juga ngga terlalu faham
kenapa senja begitu istimewa.
Yang pasti, tanpa ku sadari... aku sudah menjadi salah satu penikmat senja. Senja sederhana, di Selat Madura.
Wassalam ~
0 komentar:
Posting Komentar